Definisi Belajar Menurut Para Ahli
Wawasan Edukasi - Menurut pengertian secara psikologis , belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku
( Slameto, 2010:2 ).
Winkel (dalam Yatim Riyanto, 2009:5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Peubahan itu bersifat secara relatif konstan.
Degeng (dalam Yatim Riyanto, 2009:5) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar, Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubungkan pengetahuan yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada ketrampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi ,seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir.
( Slameto, 2010:2 ).
Winkel (dalam Yatim Riyanto, 2009:5) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Peubahan itu bersifat secara relatif konstan.
Degeng (dalam Yatim Riyanto, 2009:5) menyatakan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar, Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubungkan pengetahuan yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada ketrampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi ,seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir.
Ciri – ciri Belajar
Menurut Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007:15) menyimpulkan tentang ciri- ciri belajar sebagai berikut:- Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior ).
- Perubahan perilaku relative permanent.
- Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
- Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman
- Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Faktor- faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor-faktor internal mencakup :
- Faktor fisiologis yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca indera.
- Faktor psikologis berasal dari dalam diri seperti intelegensi, minat, sikap dan motivasi.
Faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu.
Ada beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yaitu :Faktor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan Slameto bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama . Keluarga yang sehat artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.Faktor sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa,hubungan siswa dengan siswa,disiplin sekolah, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, alat-alat pelajaran dan kurikulum.Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Karena masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak tersebut berada.
Macam-macam Teori Belajar
Terdapat tiga kategori utama mengenai teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1. Teori belajar Behaviorisme
Teori behavioristik merupakan suatu teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Secara perlahan, teori ini berkembang menjadi suatu aliran psikologi belajar. Dampaknya adalah adanya perubahan arah dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang ada di lapangan. Seiring berkembangnya teori ini, kemudian orang menyebutnya sebagai teori behavioristik
Teori behavioristik pada dasarnya menekankan pada terbentuknya perubahan perilaku (menuju ke positif) sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik menganggap orang yang sedang melakukan kegiatan belajar sebagai individu yang pasif, sehingga respon atau perilaku dapat berubah karena bantuan metode, pelatihan atau karena adanya pembiasaan.
Menurut teori behavioristik, perilaku seseorang akan semakin kuat dan melekat apabila diberikan penguat dan akan menghilang apabila si pebelajar diberikan hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Baca juga: Pengertian dan Definisi Hasil Belajar
Teori behavioristik merupakan suatu teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Secara perlahan, teori ini berkembang menjadi suatu aliran psikologi belajar. Dampaknya adalah adanya perubahan arah dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang ada di lapangan. Seiring berkembangnya teori ini, kemudian orang menyebutnya sebagai teori behavioristik
Teori behavioristik pada dasarnya menekankan pada terbentuknya perubahan perilaku (menuju ke positif) sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik menganggap orang yang sedang melakukan kegiatan belajar sebagai individu yang pasif, sehingga respon atau perilaku dapat berubah karena bantuan metode, pelatihan atau karena adanya pembiasaan.
Menurut teori behavioristik, perilaku seseorang akan semakin kuat dan melekat apabila diberikan penguat dan akan menghilang apabila si pebelajar diberikan hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Baca juga: Pengertian dan Definisi Hasil Belajar
No comments for "Definisi Belajar Menurut Para Ahli"
Post a Comment