Contoh Kajian Pustaka Mengenai Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Wawasan Edukasi - Pada artikel sebelumnya, mengenai Pengertian dan Definisi Kajian Pustaka, dapat disimpulkan bahwa
kajian pustaka adalah bahan bacaan, bahan rujukan, landasan teori yang berkaitan dengan objek penelitian yang pernah dibuat dan didokumentasikan yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian yang dikaji.
Pada kegiatan penyusunan laporan penelitian, kajian pustaka memiliki peranan penting pada penelitian yang sedang kita lakukan.

Bagaimana menyusun kajian pustaka juga telah kami tuliskan pada artikel teknik menyusun kajian pustaka. Disitu dijelaskan beberapa poin yang harus dilakukan oleh peneliti ketika menyusun kajian pustaka. Berikut ini adalah rangkuman yang harus dilakukan ketika menyusun kajian pustaka.

  1. Sajian kajian yang sesuai dengan tahun pembuatan atau tahun penelitian
  2. Usahakan untuk melakukan kajian yang benar-benar sesuai dengan objek penelitian
  3. Sajikan secara menyeluruh dan mendalam
Menyusun kajian pustaka memang tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat, butuh waktu berbulan-bulan agar bisa menyelesaikan kajian atau laporan hasil penelitian.

Bagi Anda yang masih merasa kebingungan, berikut ini adalah contoh singkat mengenai kajian pustaka.

Contoh kajian pustaka ini berkaitan tentang pengembangan perangkat pembelajaran. Beberapa hal yang mungkin perlu dimuat dalam kajian pustaka adalah sebagai berikut:

A. Pembelajaran

Menurut Degeng dalam Uno (2008: 134), “pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.” 

Pembelajaran adalah persoalan bersama bagi setiap guru. Kemampuan guru dalam mengelola kelas akan menjadikan pembalajaran menjadi efektif, efisien, dan menarik.

Selain karena terikat dengan RPP, yang mencakup SK dan KD, atau KI dan KD sebagai indikator keberhasilan pembelajaran, namun menurut Reigeluth dalam Dwiyogo (1999: 13) “ada 3 variabel pembelajaran, yaitu: (1) kondisi pembelajaran, (2) metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran.” 

Suatu pembelajaran berjalan dengan baik jika guru mampu mengidentifikasi kondisi pembelajaran, menentukan metode pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

B. Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah suatu perangkat yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 

Perangkat pembelajaran diperlukan untuk mengelola kegiatan pembelajaran agar lebih teroganisir dan tepat sasaran. Perangkat pelajaran tersebut dapat berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), LKS (Lembar Kerja Siswa), media pembelajaran, serta buku ajar siswa, (Ibrahim, 2000: 3).

1. Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan penilaian. Dengan kata lain silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP).

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario pembelajaran. RPP disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari tiga rencana pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum. 

Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana pembelajaran meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar, indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa)
Menurut Triyanto dalam Priyantono (2010: 21) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dalam proses pembelajaran, LKS digunakan sebagai media bagi siswa untuk mendalami materi fisika yang sedang dipelajari. Dengan adanya LKS siswa dituntut untuk mengemukakan pendapat dan mampu membuat kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa LKS berfungsi sebagai media yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.

C. Media Pembelajaran
Media pembelajara dapat diartikan sebagai alat atau segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan pada proses pembelajaran.

Sadiman, dkk (2006: 6) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.

Pada kegiatan pembelajaran, media memiliki peran yang cukup penting yaitu untuk memperjelas informasi dalam berbagai macam karakter penyajian. 

Dengan adanya media pembelajaran, guru dapat memfokuskan perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu kelebihan media pembelajaran adalah, kegiatan pembelajaran dapat terus berlangsung tanpa kehadiran seorang guru, contohnya adalah menggunakan modul pelajaran.

Dengan begitu, media pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu komponen dari sistem instruksional sehingga peserta didik dapat mengikuti petuntuk-petunjuk yang ada di dalam media pembelajaran (modul) tersebut sampai peserta didik tersebut paham dengan materi yang terdapat di dalam media pembelajaran tersebut.

Hamalik dalam priyantono (2010: 14) menyatakan: Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dengan demikian penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pesan pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan:
  • Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
  • Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra,
  • Menimbulakan gairah belajar, interaksi labih langsung antara murid dengan sumber belajar,
  • Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, audiotori, dan kinestetiknya,
  • Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Baca: Pengertian, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.

D. Pendidikan Karakter
Jamaludin dalam Majid (2007:68) menjelaskan bahwa : secara konseptual pendidikan nasional mendukung gagasan pendidikan terpadu sebagaimana tertuang dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tersebut jelas mengisyaratkan betapa pentingnya keterpaduan dalam mengembangkan kualitas manusia yang berkarakter.

Di era milenium sekarang ini, pendidikan karakter sangat dibutuhkan untuk mendampingi peserta didik agar tidak terbuai oleh perkembangan teknologi.

Baik dan buruknya perkembangan teknologi akan memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan mental peserta didik. Sehingga dibutuhkan pendidikan penguatan karakter agar peserta didik dapat tetap berjalan di jalan yang benar. 

Pendidikan karakter dibutuhkan tidak lain karena dengan adanya teknologi, semua informasi dapat diakses dengan mudah tanpa adanya filtrasi. 

Jadi seharusnya peserta didik sudah memiliki filtrasi yang kuat sebelum mulai mengakses informasi-informasi yang beredar bebas di internet.

E. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh komponen-komponen metode sains/scientific methods. Keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). 

Indrawati dalam Nuh (2010: 1) mengemukakan bahwa: Keterampilan Proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi)". 

Jadi keterampilan proses sains adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Itulah contoh singkat mengenai kajian pustaka dengan tema pengembangan perangkat pembelajaran. Semoga dapat bermanfaat, jangan lupa share untuk teman yang membutuhkan

No comments for "Contoh Kajian Pustaka Mengenai Pengembangan Perangkat Pembelajaran"