Berbagai Hal Mengenai Tes

Berbagai Hal Seputar Tes - Sebagai seorang pengajar, kita pasti akan selalu berhubungan dengan tes. Entah berapa kali kita telah membuat soal-soal dan menggunakan itu sebagai alat untuk melaksanakan tes. Selain karena tuntutan, tes yang kita lakukan sebenarnya akan memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kita.

Namun masalahnya, sudah benarkah tes dan soal-soal yang kita buat? Semua itu ada pada diri Anda jawabannya.
pengertiaan tes
Pengertian Tes
Secara umum, pengertian tes lebih mengarah pada pengujian atau testing. Menurut Overton (2008) mendefinisikan bahwa tes adalah suatu metode untuk menentukan kecakapan siswa dalam menyelesaikan suatu tugas atau mempertunjukkan penguasaan keterampilan atau penguasaan pengetahuan suatu bahan ajar.

Nurkencana (1993) berpendapat bahwa tes merupakan cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak yang selanjutnya dibandingkan dengan hasil dari beberapa anak yang lainnya atau standar yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga atau sekolah.

Sedangkan Indrakusuma (1974) mendefinisikan tes sebagai suatu alat untuk mendapatkan informasi atau data dengan cepat dan tepat, yang disusun secara sistematis dan obyektif sehingga nantinya akan memperoleh data sesuai yang diinginkan oleh pemberi tes.

A. Ciri-ciri tes yang baik
Tes dikatakan baik bila hasil atau alat tes tersebut dapat dipercaya (reliable), valid, objektif dan praktis sehingga mudah digunakan oleh orang lain.

1. Reliabel 
Suatu tes dikatakan reliable bila tes tersebut dapat dipercaya. Maksudnya dapat dipercaya disini yaitu bila hasil tes yang diperoleh itu selalu menunjukan hasil yang sama, konstan.

Sebagai contoh, bila kita menggunakan mikrometer skrup untuk mengukur diameter suatu kaleng. Pada pengukuran pertama menunjukkan angka 7,55 cm, pengukuran kedua menunjukkan angka 7,54 dan pada pengukuran ketiga menunjukkan angka 7,56. Dari hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa alat yang digunakan untuk mengukur diameter suatu kaleng bisa dikatakan reliabel karena hanya terjadi perbedaan 0,01 dimana itu bisa disebabkan karena kesalahan oleh pengamat dalam mengukur.

Alat pengukuran atau tes untuk bidang non-kependidikan menjadi tidak reliabel bisa disebabkan karena alat yang digunakan sudah tidak lagi standar atau belum dikalibrasi. Sedangkan untuk alat tes dalam bidang kependidikan, dikatakan tidak lagi reliabel karena disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
  • Situasi pada saat melaksanakan tes
  • Alat yang digunakan untuk melakukan tes itu sendiri.

2. Valid 
Suatu alat pengukuran dikatakan valid bila alat tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya atau hendak diukur.

Sebagai contoh, kita hendak mengukur panjang suatu meja, agar memperoleh hasil ukur yang kita inginkan, pasti kita akan menggunakan alat ukur yang memang ditujukan untuk mengukur panjang, yaitu mistar atau meteran. Sedangkan untuk mengukur suhu, kita pasti akan menggunakan alat ukur yaitu termometer.

Meskipun begitu, tidak semua alat tersebut dapat mengukur suatu obyek secara valid bila obyek yang hendak diukur tidak sesuai dengan alat yang digunakan. Misalnya bila kita ingin mengukur berat badan kita, hasilnya tidak akan valid bila kita menggunakan timbangan untuk mengukur beras ataupun gula. Jadi bila kita ingin mengukur berat badan dan memperoleh data yang valid, maka seharusnya kita menggunakan timbangan yang memang dikhususkan untuk mengukur berat badan.

Begitu juga dengan alat tes untuk bidang pendidikan. Semua alat tes dikatakan valid bila alat tersebut mampu mengukur apa yang ingin kita ukur dan ketahui datanya.

3. Obyektivitas 
Tes dikatakan obyektif bila tes tersebut tidak menimbulkan bias bagi dari segi soal maupun jawaban. Selain itu, tes dikatakan obyektif bila tidak menimbulkan perbedaan pendapat dari pemeriksa soal. Maksudnya adalah bila tes tersebut dikoreksi oleh orang lain hasil skornya sama.

Agar suatu tes dapat dikatakan obyektif, beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
  • Pertanyaan-pertanyaan dalam tes sebaiknya disusun secaara spesifik dan tepat, sehingga jawaban yang akan diperoleh jelas dan terarah
  • Hindari pertanyaan-pertanyaan menimbulkan penafsiran ganda (ambigu) baik dimata peserta didik maupun korektor
  • Sebaiknya buatlah soal yang memerlukan jawaban pendek, singkat dan bagi korektor gunakanlah kunci jawaban yang telah disediakan oleh si pembuat soal.
  • Pada saat menskor, sebaiknya gunakanlah acuan penskoran yang telah dibuat sebelumnya.

4. Praktis 
Suatu tes dikatakan praktis bila tersebut mudah dilakukan baik dalam pengadministrasian dan juga pelaksanaan. Tes dikatakan praktis bila memenuhi beberapa unsur berikut ini
  • Adanya petunjuk yang jelas baik bagi korektor, ataupun bagi peserta didik. Sehingga baik peserta didik dan juga pengawas dapat memahami apa maksud dari tes yang dilaksanakan.
  • Tes mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan persiapan yang rumit atau peralatan pelengkap pada saat pelaksanaan tes.
  • Adanya kebebasan bagi peserta didik dalam mengerjakan soal, boleh dikerjakan yang lebih mudah dulu.
  • Mudah dalam pengkoreksian karena disertai kunci jawaban dan juga petunjuk penskoran.

B. Tujuan diadakannya tes
Bila dilihat dari tujuan diadakannya tes, setidaknya ada beberapa macam tujuan dan kegunaan tes yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau seorang pengajar. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Untuk memperoleh umpan balik 
Suatu tes dapat digunakan oleh seorang guru sebagai umpan balik dari kegiatan pembelajaran yang telah dilangsungkan dalam beberapa waktu. Dengan menggunakan tes, seorang guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan dalam kurun waktu tertentu.

Selain itu, penggunaan tes juga dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Pada bagian manakah materi yang perlu dilakukan pengulangan. Dan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektifan proses pebelajaran, apakah sudah memenuhi standar ataukah masih ada perbaikan.

Sedangkan untuk lembaga (sekolah) tes yang dilakukan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana kinerja pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut.

2. Untuk memperbaiki kurikulum 
Bila umpan balik telah diperoleh dan ternyata proses pembelajaran yang berlangsung disekolah tersebut kurang maksimal dalam membantu peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, maka pengembangan atau perbaikan kurikulum dapat didasarkan pada hasil tes yang telah diperoleh dengan cacatan bahwa tes tersebut sifatnya valid dan reliabel.

Namun masalah yang muncul adalah, kebanyakan dari beberapa sekolah tidak menerapkan cara semacam ini untuk memperbaiki kurikulum mereka.

3. Untuk meningkatkan motivasi siswa 
Suatu tes akan dapat meningkatkan motivasi peserta didik bila peserta didik tersebut sadar akan posisi dirinya sebagai pelajar yang harus meningkatkan kualitas dirinya. Mereka akan sangat termotivasi bila mengetahui bahwa nilainya lebih rendah dari teman sekelasnya atau masih kurang dari standar KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Maka selanjutnya mereka akan bekerja dan belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Sebagai alat untuk diagnostik dan remedial
Hasil tes dapat digunakan oleh seorang guru untuk mengetaui kelemahan peserta didiknya yang selanjutnya dapat digunakan untuk melaksanakan remedial untuk siswa yang masih kurang menguasai materi tertentu.

Sedangkan untuk guru, hasil tes dapat digunakan sebagai evaluasi progam mengajarnya. Apakah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau tidak, dapat diketahui dengan hasil tes tersebut. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi akan dapat membantu guru dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga target dapat tercapai diujung pembelajaran.

5. Sebagai alat penunjang untuk pengambilan keputusan dalam penempatan 
Hasil tes dapat digunakan oleh pihak lembaga untuk menempatkan karyawannya pada bagian atau bidang tertentu sesuai dengan hasil tes yang diperoleh.

6. Sebagai alat untuk penyeleksi
Fungsi semacam ini biasanya digunakan oleh pihak sekolah atau lumbaga bila kuotanya terbatas. Sebagai contoh seleksi masuk sekolah yang hanya mampu menampung 200 peserta didik baru. Karena sedikitnya kualitas input itu mempengaruhi kualitas output, maka sudah tentu pihak sekolah akan melakukan seleksi peserta didik manakah yang akan diterima agar kualitas output dapat meningkat. Dengan hasil tes, pihak sekolah akan membuat rangking dari 1-200 dan mengambil keputusan untuk menerima mereka sebagai siswa baru di sekolah tersebut.

Tunggu update berikutnya ^_^

No comments for "Berbagai Hal Mengenai Tes"